www. alumnifatek.forumotion.com
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
www. alumnifatek.forumotion.com


 
IndeksIndeks  PortailPortail  PencarianPencarian  Latest imagesLatest images  PendaftaranPendaftaran  Login  KawanuaKawanua  Media Fatek OnlineMedia Fatek Online  KAMPUSKAMPUS  

 

 Krisis Pangan Ancam Peperangan

Go down 
PengirimMessage
Admin
Admin
Admin


Jumlah posting : 549
Registration date : 08.01.08

Krisis Pangan Ancam Peperangan Empty
PostSubyek: Krisis Pangan Ancam Peperangan   Krisis Pangan Ancam Peperangan Icon_minitimeTue Apr 15, 2008 9:37 pm

Krisis Pangan Ancam Peperangan
IMF dan Bank Dunia Warning Seluruh Negara

WASHINGTON–Dunia sedang terancam. Kali ini pemicunya bukan konflik bersenjata dan perang nuklir, tetapi naiknya harga-harga, khususnya pangan. Kemarin Bank Dunia dan IMF mengadakan pertemuan khusus membahas kenaikan harga makanan yang sudah memicu kerusuhan di negara berkembang.
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Dominique Strauss-Kahn mengatakan, naiknya harga pangan telah menimbulkan konsekuensi yang mengerikan bagi dunia, termasuk kerusuhan masal dan risiko perang. "Harga pangan jika terus berlangsung seperti sekarang ini konsekuensinya akan sangat mengerikan," kata Strauss-Kahn dalam jumpa pers pada penutupan pertemuan musim semi IMF di Washington.
Peringatan Strauss-Kahn itu sebenarnya sudah terjadi. Pada Sabtu (13/4), 20.000 pekerja melakukan kerusuhan akibat mahalnya harga pangan dan rendahnya upah di Bangladesh. Sebelumnya, kerusuhan yang dipicu perebutan pangan juga terjadi di Mesir, Kamerun, Pantai Gading, Mauritania, Ethiopia, Madagaskar, Filipina, dan Indonesia.
Badan Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) mencatat 37 negara mengalami krisis pangan. Di negara-negara berkembang, pemerintah terpaksa meningkatkan subsidi untuk kebutuhan pokok, atau bahan bakar, atau mengurangi ekspor produksi pertanian.
Strauss-Kahn khawatir, kemajuan pembangunan yang dicapai dalam lima atau 10 tahun terakhir hancur tak tersisa karena keresahan sosial bahkan dapat mengobarkan perang. "Sebagaimana kita ketahui, belajar dari pengalaman masa lalu, berbagai masalah seperti itu sering berakhir dengan perang," ujarnya.
"Jika dunia ingin menghindari berbagai konsekuensi mengerikan ini, harga-harga yang terus meroket harus ditangani," lanjutnya.
IMF memperkirakan pertumbuhan global akan melambat menjadi 3,7 persen pada 2008 dari 4,9 persen tahun sebelumnya akibat perkiraan resesi tahun ini di AS. "Ada sebuah risiko berkelanjutan inflasi tinggi akibat meningkatnya harga makanan, logam, dan energi dalam tahun-tahun terakhir ini," ujar Strauss-Kahn.
Senada dengan pimpinan IMF, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick mengatakan, pihaknya menyiapkan rencana koordinasi internasional untuk mengurangi kelaparan. "Situasi memaksa adanya kesepakatan global baru terkait kebijakan makanan," tegas Zoellick. Hal itu mengulang kesepakatan yang pernah dicapai sekitar 1930, ketika Presiden AS Franklin D. Roosevelt mengatasi masalah kebangkrutan ekonomi melalui program Great Depression.
Dalam analisis Bank Dunia yang diterbitkan sebelum pertemuan di Washington hari ini, peningkatan harga terjadi karena beberapa negara pengekspor komoditas seperti Thailand sempat mengurangi ekspor beras hingga 52 persen bulan lalu. Faktor lain yang menyebabkan harga komoditas mahal adalah peningkatan permintaan produk pangan oleh India dan Tiongkok. Berpindahnya kelas sosial ratusan juta orang ke kelas menengah di negeri itu menaikkan permintaan daging.
Konsumsi masyarakat Tiongkok terhadap daging meningkat dari 20 kilogram per tahun per orang pada 1985 menjadi lebih dari 50 kg pada 2008. "Akibatnya, produk makanan ternak dan produk makanan lain semakin mahal," sebut laporan Bank Dunia.
Penyebab lain naiknya harga produk pangan adalah perubahan iklim yang melanda banyak negara di dunia sehingga mengganggu produksi. Misalnya, lahan subur di Ukraina setiap tahun berkurang akibat musim kemarau, penebangan hutan, dan perubahan iklim. Australia juga mengalami kekeringan yang berkepanjangan tahun lalu yang menyebabkan penurunan produksi komoditas pangan hingga 60 persen. Produksi komoditas pangan Tiongkok juga turun hingga 10 persen selama tujuh tahun terakhir.
Penggunaan bahan pangan untuk keperluan lain juga berakibat pada kenaikan harga. Selama ini tingginya harga minyak dunia diatasi dengan menyubstitusi energi dengan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel), seperti jagung dan gula. Pada 2006, AS menggunakan 14 persen total produk pertanian untuk dijadikan bahan bakar etanol. Pada 2010, angka itu akan mencapai 30 persen. "Rupanya, dunia harus mempertimbangkan kembali penggunaan biofuel menyusul tingginya harga bahan pangan," ujar Menteri Pembangunan Jerman Heidemarie Wieczorek-Zeul.
Kombinasi dari penyebab-penyebab itu dalam data Bank Dunia memicu kenaikan harga tepung sampai 181 persen dalam 36 bulan terakhir. Secara keseluruhan, harga pangan pada periode yang sama telah naik hingga 83 persen. "Harga pangan akan tetap tinggi hingga akhir 2008. Baru pada 2009 mulai terjadi penurunan. Namun, nilainya tidak akan pernah lebih rendah daripada posisi pada 2004," demikian analisis Bank Dunia. (jpnn)
Kembali Ke Atas Go down
https://alumnifatek.indonesianforum.net
 
Krisis Pangan Ancam Peperangan
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Indonesia Krisis Pemimpin
» Waspadai Krisis Ekonomi Jilid II
» Krisis Daya Beli Mengancam

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
www. alumnifatek.forumotion.com :: KATAGORI BERITA :: Internasional-
Navigasi: